Jakarta, Biskom- Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Anhar Riza Antariksawan menyampaikan program BATAN kurun waktu 2020 – 2024. Selama 5 tahun mendatang kegiatan BATAN akan menitikberatkan pada upaya hilirisasi hasil litbang iptek nuklir.
“Rencana strategis (Renstra) yang berisi perencanaan program dan kegiatan beserta target dirancang sehingga program dan kegiatan Batan berkesinambungan. Untuk tahun 2020-2024 fokus kegiatan akan lebih banyak pada upaya hilirisasi dan komersialisasi produk litbang,” ujar Anhar pada acara internalisasi Renstra BATAN kepada seluruh pegawai di Gedung Graha Widya Bhakti, Kawasan Puspiptek, Tangsel, Selasa (10/12)
Saat ini BATAN berusia 61 tahun, tepatnya pada tanggal 5 Desember 2019. Di usia ke-61 ini, menurut Anhar, BATAN telah menunjukkan karyanya dengan mengahasilkan berbagai produk litbang di bidang pertanian, kesehatan, industri, dan lingkungan.
Menurutnya, salah satu tonggak penting dalam perjalanan sejarah BATAN selama 61 tahun ini, adalah terbangunnya 3 reaktor riset, yakni reaktor Triga Bandung, reaktor Kartini di Yogyakarta dan Reaktor Serba Guna GA Siwabessy di Serpong. “Selain itu litbang iptek nuklir BATAN telah menghasilkan puluhan varietas unggul tanaman pangan, padi, kedelai, kacang tanah, sorgum dan lainnya. Capaian lain di bidang kesehatan, BATAN telah menghasilkan beberapa produk radioisotop dan radiofarmaka yang telah memperoleh izin edar dan dipergunakaj di berbagai rumah sakit,” tambahnya.
Dengan tiga reaktor yang dimiliki, Anhar mengaku, Indonesia, mempunyai potensi yang besar untuk memproduksi radioisotop yang sangat diperlukan di bidang kesehatan. Potensi ini akan menjadi salah satu upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap radioisotop impor. “Kita sekarang baru bisa subsitusi produk radioisotop sebesar 6% dari proroduk impor, kita harus bisa membalikkan, 5 tahun kedepan, 96% harus diproduksi dari dalam negeri,” ujarnya.
Untuk itulah, Anhar mengaku, perlu meningkatkan kolaborasi dengan para pemangku kepentingan khususnya yang terkait dengan produksi radioisotop dan radiofarmaka. Sehingga Indonesia mampu memenuhi kebutuhan radioisotop baik di dalam negeri dan mampu berkontribusi di tingkat regional.
Selain itu, selama 5 tahun yang lalu, lanjut Anhar, di bidang pertanian BATAN telah menghasilkan beberapa varietas tanaman pangan. “Satu varietas tanaman pisang unggul kita temukan, 5 varietas padi kit peroleh, 2 varietas kedelai yang tahan di lahan kering, dan 1 varietas kacang tanah,” lanjut Anhar.
Keberhasilan tersebut tentunya harus dipertahankan dan ditingkatkan pada periode mendatang. Anhar menyadari, pada era yang akan datang menjadi era dengan perubahan yang sangat cepat, dengan persaingan yang ketat baik ditingkat nasional maupun internasional. Untuk itulah diperlukan tekad yang kuat untuk terus membumikan nuklir. “Nuklir untuk Indonesia yang berdaya saing dan sejahtera,” tambahnya.
Untuk mencapai hal itu, papar Anhar, BATAN mempunyai misi yakni, pertama, menghadirkan iptek nuklir yang unggul secara kompetitif untuk meningkatkan kapasitas iptek dan memperkuat landasan sosio ekonomi nasional. Kedua, mewujudkan sistem manajemen yang efektif, efisien, kuntabel, dan melayani sebagai implementasi dari reformasi birokrasi secara berkelanjutan untuk Indonesia yang berdaya saing.
Pada periode 2020 – 2024, BATAN mendapat penugasan berupa program yang dikemas dalam prioritas riset nasional (PRN). “BATAN menjadi koordinator di tiga bidang PRN yaitu bidang energi khususnya pembangkit listrik tenaga nuklir, pembangunan sistem pemantauan radiasi lingkungan, dan bidang radioisotop dan radiofarmaka,” tuturnya.
Ketiga penugasan tersebut tidak akan berjalan dengan baik bila tidak didukung oleh sistem manajemen dan dukungan sumber daya manusia yang handal. Selain itu diperlukan juga inovasi baik produk yang dihasilkan maupun dari cara melakukan penelitiannya.
“Harapannya BATAN akan semakin inovatif sehingga produk litbangnya akan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dan pada akhirnya akan berkontribusi untuk mewujudkan Indonesia yg bdaya saing dan sejahtera,” harapnya. (red)