Jakarta, BISKOM – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menggelar rapat persiapan Pelatihan, Sertifikasi & Pemagangan digital talent yang diselenggarakan Kamis, 24 Januari 2020 di Millenium Hotel, Jakarta. Rapat ini dihadiri oleh pihak Kemenkominfo, para pelaku usaha dan perwakilan asosiasi terkait serta Lembaga Sertifikasi Profesi.
Kepala Pusbang Proserti Kemenkominfo, Dr. Ir. Hedi M. Idris, M.Sc. menjelaskan bahwa Digital Talent Scholarship (DTS) adalah program beasiswa pelatihan yang dirancang oleh Badan Litbang SDM Kemkominfo sejak tahun 2018. Program ini bertujuan untuk menjawab tantangan kesenjangan talenta digital yang dihadapi oleh industri di Indonesia. Pada September 2019, Badan Litbang SDM Kemkominfo meluncurkan platform SIMONAS untuk mendukung Program DTS. Platform ini menjadi medium yang mempertemukan industri yang membutuhkan talenta di bidang teknologi informasi dengan alumni Program DTS yang telah mendapatkan pelatihan.
Tujuan dari rapat ini adalah untuk mengidentifikasi permasalahan talenta digital di Indonesia dan kesenjangan antara talenta digital dengan kebutuhan industri, khususnya dari perusahaan yang telah menjalankan proses rekrutmen untuk alumni DTS.
“Khusus pertemuan ini, kami menawarkan ke industri para alumni Program VSGA DTS 2019 para lulusan SMK yang telah dilatih selama 72 JP (1 bulan) di 23 kampus seluruh Indonesia. Dari segi kualitas, para alumni tidak mengecewakan karena telah dilatih dan disertifikasi, namun memerlukan space untuk praktek yang dapat diberikan oleh industri secara langsun,” terang Hedi.
“Untuk Program DTS 2020, VSGA akan ditargetkan untuk 10.000 peserta dengan 9 tema. para alumni akan dibekali kartu Pra Kerja. Jadi para alumni memiliki biaya hidup ketika dimagangkan di industri,” imbuh Hedi.

Sementara itu, Direktur Eksekutif LSP Komputer Ir. Besar Agung Martono, MM., DBA menyatakan dari 7000 orang lulusan DTS sudah 2000 orang yang di survei. “Dengan banyaknya kebutuhan, maka mereka butuh di sertifikasi. Dengan adanya program 3in1 ini diharapkan lulusan program ini sudah siap masuk dunia industri (level junior),” kata Agung.
Agung menambahkan, jika LSP menjadi asesor, akan menggandeng AP3I dan HILLSI untuk memfasilitasi sebagai trainer; dan pemagangan di perusahaan-perusahaan yang dipilih adalah anggota dari APKOMINDO dan APTIKNAS.
Dalam kesempatan ini, banyak para pelaku usaha yang hadir untuk di dengarkan masukan dan pendapatnya terkait program ini. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha TIK Nasional (APTIKNAS), Ir. Soegiharto Santoso atau Hoky yang juga menjabat sebagai Ketua Umum APKOMINDO menjelaskan bahwa peluang bonus demografi Indonesia jika tidak dioptimalkan maka akan menjadi beban. Untuk itu kontribusi industri sangat dibutuhkan untuk mengurangi pengangguran di Indonesia.

“Permasalahan penyerapan SDM di industri lebih dikarenakan miss match antara kebutuhan dan ketersediaan SDM. Permasalahan tersebut dapat dipecahkan melalui keterlibatan industri sejak awal mulai dari kurikulum dan pengajar hingga pasca pelatihan. Industri juga ikut melatih, mendidik. Membangun digital talent antara pemerintah dan swasta sangat penting. Kami menyambut baik adanya Program DTS yang diadakan Kominfo,” kata Hoky.
Lebih lanjut Hoky mengatakan, hal yang perlu dilatihkan tidak hanya kompetensi dan keterampilan, sebagai tambahan diberikan sikap kerja/attitude. Ini perlu ditekankan ke Program DTS sebagai Program 3 in 1. “Peserta DTS tidak hanya dilatih materi-materi juga perlu coaching untuk menghadapi dunia kerja/industri. Kita bisa belajar dari Apple Developer Academy Challenge Base Learning yang bekerjasama dengan BINUS dan Universitas Ciputra. Vendor tersebut mendidikan SDM, ujungnya keuntungan juga akan kembali ke vendor. Kami siap untuk memfasilitasi program 3in1 ini secara keseluruhan sampai dengan menerima magang,” pungkas Hoky yang juga Komisaris PT Kota Cerdas Indonesia. (red)