Tangerang, BISKOM – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melalui Pusat Farmasi dan Medika bersama KRIBB (Korea Research Institute of Bioscience and Biotechnology) mengembangkan produk kesehatan dari tanaman obat serta menggelar Joint Symposium 2020 dengan tema Bioprospecting of Indonesian Plant, di Auditorium LAPTIAB BPPT, Puspiptek, Tangerang Selatan pada Selasa (11/2/2020).
Hal ini merupakan tindak lanjut dari kerjasama bioprospeksi tanaman obat Indonesia yang telah berlangsung sejak tahun 2008 dan telah mengumpulkan lebih dari 2.500 tanaman obat dari beberapa lokasi di Pulau Jawa, Sulawesi, Sumatera, Bali dan Lombok.
Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi (TAB) BPPT Soni Solistia Wirawan menyampaikan, bioprospektif adalah upaya untuk mengeksplorasi potensi dan pemanfaatan sumber daya alam di wilayah atau negara tertentu dan melalui kolaborasi ini menurutnya memiliki nilai strategis dan potensi ekonomi bagi kedua negara.
Untuk itu telah dilakukan penelitian lebih lanjut yang berfokus pada empat tanaman yang saling menguntungkan yakni Lagestroemia ovalifolia (benger) untuk anti asma dan Ficus villosa untuk anti demam berdarah serta untuk diabetes menggunakan Ardisia humilis (lampeni) dan Morus alba (murbai).
Sementara itu menurut Plt Direktur Pusat Teknologi Farmasi dan Medika BPPT Agung Eru Wibowo, penelitian akan dilanjutan guna melakukan kajian lebih dalam terhadap tanaman tersebut, seperti untuk anti diabetes dilakukan pengujian secara in vitro serta dengan in vivo untuk melihat apakah tanaman ini bisa menurunkan kadar gula darah.
“Keempat tanaman tersebut sudah dilakukan domestifikasi yaitu di ambil dari lahan kemudian diperbanyak benihnya di Balai Bioteknologi selanjutnya di bawa ke lahan di Lampung untuk di uji coba kemudian diambil sample daunnya guna pengujian lebih lanjut,” pungkas Agung. (vin)