Jakarta, Biskom- Huawei,  kembali menegaskan komitmennya untuk terus memperkokoh dukungannya kepada Indonesia, khususnya dalam membantu negara ini untuk mampu melewati masa sulit akibat pandemi Covid-19 serta memulihkan kondisi dan pertumbuhan ekonominya di era new normal melalui solusi TIK terdepan yang dikembangkannya.

Demikian  disampaikan oleh CEO Huawei Indonesia, Jacky Chen, serta President of Global Government Affairs, Huawei, Martin Xu, dalam gagasannya yang disampaikan pada gelaran seminar daring bertema “ICT for Post Covid-19: From Pandemic Resilience to Economic Recovery” yang dihadiri antara lain oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa; Dirjen SDPPI Kementerian Kominfo, Ismail; Ketua Umum MASTEL, Kristiono, regulator; pengamat industri; praktisi telekomunikasi; dan akademisi.

Menteri Suharso Monoarfa memberikan apresiasi atas terselenggaranya diskusi dan seminar daring bertema “ICT for Post Covid-19: From Pandemic Resilience to Economic Recovery” yang terselenggara berkat kolaborasi antara MASTEL dan Huawei Indonesia. Ia berharap gelaran-gelaran bertema serupa akan banyak terselenggara di masa mendatang. Dalam salah satu penjelasannya, Suharso mengatakan bahwa konektivitas broadband dan pengetahuan TIK yang merata hingga ke daerah-daerah menjadi tantangan yang harus segera diantisipasi agar manfaat teknologi digital dapat dirasakan oleh semua kalangan dan semua sektor.

Apresiasi senada juga disampaikan oleh Dirjen SDPPI Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Ismail. “Terima kasih kepada Huawei Indonesia yang telah berpartisipasi dan turut memberikan masukan pada seminar ini. TIK dan pembangunan infrastruktur digital merupakan faktor utama yang harus didukung percepatannya, baik di masa pandemi maupun masa-masa setelahnya. Pandemi telah mendorong banyak perubahan termasuk perilaku masyarakat dan stakeholder yang terlibat langsung di industri TIK harus menangkap dan mengelola dengan baik tantangan dan sekaligus peluang ini. Pemerintah sendiri melihat adanya tantangan-tantangan yang harus dikelola dengan strategis oleh sektor TIK di masa sekarang maupun di era new normal yang menuntut percepatan tranformasi digital di semua sektor, termasuk UMKM.”

Tantangan tersebut antara lain adalah penuntasan infrastruktur telekomunikasi yang mendorong percepatan pembangunan konektivitas hingga ke desa-desa, terutama yang belum terjangkau oleh layanan 4G. Tantangan yang kedua adalah menjaga kedaulatan data. Pemerintah berharap, data-data lokal yang berasal dari makin besarnya transaksi akan bermanfaat untuk pengembangan ekonomi digital Indonesia. Berhubungan erat dengan tantangan kedua, Ismail menyebut tantangan ketiga adalah bagaimana mendorong tumbuhnya platform dan aplikasi lokal yang mampu memberdayakan beragam sektor, dari pertanian, pendidikan, hingga kesehatan. Tantangan keempat adalah pembangunan talenta digital Indonesia.

Baca :  Sony Expo 2012 Hadirkan Hiburan Digital Terdepan

Ismail memaparkan, dalam jangka pendek, pemerintah mendesain model kolaborasi baru untuk pembangunan akses komunikasi yang mampu menjangkau desa-desa yang belum tersentuh teknologi 4G, mendorong terselenggaranya gotong-royong menyediakan platform-platform yang dibutuhkan pada era new normal. Langkah berikutnya adalah menangkap peluang value chain ekonomi digital yang belum terisi, serta meningkatkan adopsi dan utilisasi digital, terutama dalam mendorong UMKM untuk Go-Digital dan membangun kultur baru berbasis teknologi digital di era new normal.

Jacky Chen, CEO Huawei Indonesia, mengatakan, “Teknologi dan konektivitas terbukti sangat vital perannya dalam mendukung transformasi dari luring ke daring selama PSBB berlangsung. Saat ini layanan digital di seluruh dunia, terutama di Indonesia, yang hadir melalui startup-startup unicorn, tetap memiliki potensi besar untuk terus tumbuh. TIK secara nyata telah menjadi faktor fundamental dari lini-lini produksi dan secara signifikan meningkatkan efisiensi pada proses-prosesnya. SDM dengan keterampilan di bidang digital akan benar-benar menjadi agen perubahan bagi negara manapun di dunia. Selama 20 tahun hadir dan berkiprah di Indonesia, Huawei yakin bahwa pembangunan ekosistem infrastruktur TIK Indonesia yang tangguh, seperti 5G, IoT, Fibre Network, Cloud, dan AI, akan mampu mendukung percepatan ekonomi digital Indonesia, menuju Indonesia yang cerdas dan semakin terhubung.”

Sementara itu, Martin Xu, President of Global Government Affairs Huawei, menuturkan, “TIK memiliki kemampuan untuk membantu bisnis mengambil langkah-langkah yang lebih cepat dan lebih aman. Sebagai contoh, TIK mampu mewujudkan terselenggaranya transaksi nontunai tanpa kontak yang sangat ideal untuk diadopsi karena dapat membendung penyebaran virus. Layanan digital juga dapat membantu kalangan UMKM untuk mampu memperluas jangkuan layanannya, menjadikan beragam layanan menjadi inklusif, dan bisa dimanfaatkan dalam meningkatkan kompetensi SDM yang harus dirumahkan melalui pelatihan-pelatihan. Investasi pada infrastruktur digital menjadi langkah strategis dalam mempercepat transisi dari tradisional ke digital dapat menjadi pertimbangan bagi pemerintah untuk menerapkannya.”

Baca :  JAM-Pidum Prof. Dr. Asep Nana Mulyana Terapkan Keadilan Restoratif pada Perkara Penganiayaan di Barito Utara

Komitmen dan gagasan yang disampaikan oleh Huawei selaras dengan pernyataan Kristiono, Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL). Dalam pernyataanya, Kristiono menyampaikan 3 (tiga) saran kepada pemerintah untuk, pertama,  menggunakan momentum pandemi Covid-19 untuk membuat program prioritas nasional “penguatan infrastruktur digital”. Kedua,  mengharmonikan/mengorkestrasi-kan para penyedia infrastruktur digital dari layer devices, layer network, hingga layer platform & apps & OTT. Ketiga,  segera membentuk gugus tugas untuk mengkoordinasikan penguatan layer network, yang juga merupakan infrastruktur fisik pembentuk ruang siber Indonesia.

Pandemi Covid-19 sendiri telah berimbas pada semua sektor industri, seperti manufaktur, pendidikan, pariwisata, konstruksi, transportasi, dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Situasi pandemi telah mengharuskan sebagian besar kegiatan sehari-hari berpindah dari kegiatan tatap muka ke kegiatan daring. Mereka bergantung sepenuhnya pada ketersediaan akses internet dengan kapasitas yang baik, serta jaringan telekomunikasi berkualitas dan aplikasi yang relevan untuk setiap kegiatan daring yang dilakukan. Operasional bisnis menjadi Go-Online, untuk itu diperlukan infrastruktur TIK untuk mendukung terbangunnya konektivitas.

TIK telah menunjukkan perannya sebagai salah satu motor pendorong yang penting bagi pemulihan ekonomi Indonesia, serta dalam meningkatkan mata pencaharian masyarakat. Menurut Global Connectivity Index[1], dalam setiap $1 yang diinvestasikan di bidang TIK, akan menghasilkan tambahan $3 pada Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Keuntungan ini 6,7 kali lebih tinggi dibandingkan dengan investasi di luar TIK. Selain itu, ekonomi digital akan tumbuh 2,5 kali lebih cepat dari ekonomi konvensional, bahkan dalam skala global.

Huawei Indonesia sendiri, dengan diperkuat oleh 88 persen karyawan lokal, telah secara aktif berkontribusi dalam mendukung pengembangan sektor TIK di Indonesia. Huawei telah mendukung para pelaku industri dan operator dalam membangun konektivitas broadband nasional berteknologi 2G, 3G, dan 4G guna melayani layanan konektivitas digital hingga 80 persen dari penduduk Indonesia, serta lebih dari 500 UKM dan Startup di lebih dari 15 sektor berbeda, yang antara lain meliputi bidang kesehatan, penelitian, dan pendidikan.

Baca :  Satgas SIRI Amankan Mantan Dirjen Perkeretaapian dan Penyidik Menetapkan Sebagai Tersangka Perkara Perkeretaapian Medan

Selama pandemi Covid-19, tiga bidang utama tersebut menjadi bidang industri yang terlihat makin intensif dalam mendayagunakan solusi TIK. Pemanfaatan teknologi AI untuk meningkatkan akurasi dan kecepatan dalam mendiagnosis Covid-19 di beberapa rumah sakit dan pembelajaran jarak jauh di beberapa kampus di Indonesia menjadi sedikit contoh dari banyaknya penerapan solusi TIK yang dikontribusikan secara nyata oleh Huawei untuk Indonesia.

“Keberadaan selama dua dekade di Indonesia membuat Huawei menjadi bagian dari Indonesia dalam berkembang menjadi negara yang makin maju dan memiliki kompetensi tinggi di dunia internasional. Kami akan terus mengkontribusikan teknologi terdepan yang terus kami kembangkan untuk Indonesia, terutama di saat negara ini membutuhkan solusi untuk pulih, bangkit, dan tumbuh kembali setelah terdampak pandemi,” tegas Jacky.

Menurutnya, pemulihan ekonomi selama masa transisi ini mengharuskan semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, pelaku industri, asosiasi, dan akademisi, untuk menyelaraskan Strategi TIK Nasional demi mengintegrasikan sepenuhnya pengembangan infrastruktur digital Indonesia dengan terus menjunjung tinggi keamanan dan ketahanan ekonomi negara.

TIK memainkan peran penting dalam meletakkan dasar yang kuat bagi negara ini di era normal yang baru, khususnya dalam melakukan pendekatan-pendekatan yang berfokus pada pengembangan layanan yang mampu membantu masyarakat untuk dapat bangkit kembali setelah terdampak pandemi global. Layanan digital Indonesia yang berkembang pesat masih memiliki ruang besar untuk pertumbuhan. Mereka mewakili harapan bahwa ekonomi Indonesia akan segera pulih dan tumbuh lagi seiring berjalannya kembali pembangunan nasional dalam jangka panjang yang ditopang oleh infrastruktur TIK yang kuat dan komprehensif. TIK menawarkan potensi yang memungkinkan semua pihak mampu mewujudkan pertumbuhannya secara positif seperti yang telah ditargetkan. (red)