Jakarta, Biskom – Pandemi yang tak terduga membawa Taiwan ke halaman-halaman berita media internasional. Terlepas dari kenyataan bahwa Taiwan telah menjalankan pencegahan epidemi yang menyeluruh, sebagian besar negara di dunia masih menderita COVID-19. Bagaimana Taiwan sebagai bagian dari global berbagi pengalaman dengan seluruh dunia mengenai pencegahan dan penanggulangan epidemi menjadi sebuah kontribusi penting. Selama era pasca-epidemi ini, pencegahan secara pribadi telah menjadi hal penting agar dapat menghindari wabah lebih lanjut.

Menurut Director of Strategic Marketing Department TAITRA, Chun-Tse Wu, dalam keterangan pers, Selasa (7/7), Taiwan melakukan perlawanan besar terhadap COVID-19 dengan Peralatan Perlindungan Pribadi (PPE) fenomenal yang meliputi masker wajah, sarung tangan, pakaian pelindung, kacamata, dan face shield.

“Sebelum terjadinya pandemic, Taiwan hanya memproduksi 1,88 juta buah setiap harinya; namun, pemerintah Taiwan mengumpulkan semua sumber daya dalam waktu 40 hari untuk membangun 92 jalur produksi masker. Melalui sebuah tim nasional, Taiwan saat ini memproduksi 22 juta buah PPE sehari,” ujar Chun-Tse Wu.

Ia melanjutkan bahwa karena situasi epidemi domestik terkendali, perusahaan-perusahaan Taiwan mulai menjangkau negara-negara lain seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Jerman yang menawarkan teknologi untuk diekspor. Saat penduduk Taiwan sudah mulai memasuki kehidupan baru pasca pandemi, masker wajah adalah produk paling penting dalam hal perlindungan diri.

Motex, salah satu anggota tim produksi masker nasional, telah secara khusus mengembangkan masker, sarung tangan, dan pembalut luka untuk keperluan medis. Produk “Diamond shape Anti-leak PM2.5 dust mask” dan “Diamond shape face mask” milik Motex yang dibagikan tersebut sempat meraih penghargaan Taiwan Excellence pada tahun 2018 dan 2015. Mr. Hsu dari departemen pemasaran Motex menyebutkan bahwa ekspansi pabrik sedang dalam proses. Ekspansi tersebut bertujuan tidak hanya untuk meningkatkan produktivitas tetapi juga untuk memperkuat kontrol kualitas untuk semua produk MIT mereka. Sejak pembatasan ekspor masker dicabut pada tanggal 1 Juni, permintaaan dari pasar internasional meningkat drastis dengan potensi pendapatan yang menjanjikan hingga akhir tahun.

Industri masker Taiwan terus menerapkan strategi medis pasca-epidemi. Taiwan Stanch tidak hanya membangun jalur produksi di ruang pembersihan tekanan udara negatif yang menawarkan masker bedah berkualitas premium, tetapi juga berinovasi dengan menambahkan filtrasi anti-UV dengan tingkat efisiensi tinggi serta aroma wangi. Semua fitur ini menunjukkan kepada dunia bahwa masker lebih dari sekadar alat dalam pencegahan epidemi; itu juga bisa menjadi kebutuhan sekaligus penunjang gaya dalam kehidupan baru epidemi ini.

Taiwan saat ini masih mengimpor pakaian pelindung untuk staf medis yang bekerja di daerah berisiko tinggi dan belum memroduksi sendiri. Seiring meningkatnya permintaan global, banyak produsen tekstil besar asal Taiwan seperti Makalot, Singtex, Tex-Ray, Sheico, New Wide, dan Eclat yang memroduksi lebih dari 2 juta buah jubah dan pakaian pelindung setiap bulannya. Dapat dipastikan bahwa Taiwan akan segera mengekspor barang jadi tersebut melihat minat pasar internasional masih tinggi.

Industri tekstil Taiwan selalu berupaya untuk menciptakan inovasi revolusioner, dan tekstil fungsional adalah salah satu yang paling diminati di pasar di seluruh dunia, terutama selama pandemi ini. Singtex, salah satu perusahaan Taiwan pemenang Taiwan Excellence, selama bertahun-tahun telah mengabdikan riset dan pengembangan untuk menyempurnakan bahan kain pakaian pelindung yang lebih tahan sobek.

“Kami percaya bahwa perusahaan-perusaahan lokal Taiwan saat ini tengah bekerja tanpa lelah untuk membantu pencegahan pandemi global dengan kelebihannya masing-masing,” pungkas Chun-Tse Wu.

Informasi lebih lanjut tentang industri terkait pencegahan epidemi Taiwan dapat ditemukan di situs Pavilion Global Taiwan Anti-COVID-19: https://www.anti-covid-19.tw/