Jakarta, BISKOM – Inggris menyusul Amerika Serikat (AS) dengan mengeluarkan kebijakan untuk memblokir teknologi jaringan 5G milik Huawei. Hal ini dikarenakan adanya kebijakan baru AS yang melarang penggunaan teknologi dari AS untuk chip yang dipasok ke Huawei. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dalam pertemuan dengan kabinet dan Dewan Keamanan Nasional mengharuskan perusahaan untuk berhenti membeli peralatan 5G buatan Huawei. Pemerintahan Johnson memberlakukan larangan tersebut mulai 2021 dan berencana menghapus perlatan yang saat ini ada di pasaran pada akhir 2027 mendatang.
“Ini bukan keputusan yang mudah, tetapi ini adalah keputusan yang tepat untuk jaringan telekomunikasi Inggris, untuk keamanan nasional dan ekonomi,” ujar Menteri Digital Inggris, Oliver Dowden.
Menanggapi kebijakan tersebut, Presiden AS Donald Trump mendukung penuh dan siap bertanggung jawab atas keputusan Boris Johnson tersebut. “Kami meyakinkan banyak negara, sebagian besar saya melakukan ini sendiri, agar tidak menggunakan Huawei, karena kami pikir ini tidak aman, ini adalah risiko keamanan yang besar,” kata Trump.
Juru Bicara Huawei Inggris Edward Brewster menyebut kebijakan ini sangat mengecewakan dan buruk bagi seluruh warga Inggris yang memiliki ponsel. Ia sebut kebijakan tersebut adalah sebuah kemunduran dalam laju perkembangan digital Inggris.
“Sangat disayangkan masa depan kami di Inggris telah dipolitisasi dan ini bukan tentang isu keamanan, namun semata-mata karena terkait isu kebijakan dagang AS. Selama dua puluh tahun, Huawei selalu fokus untuk membangun negara Inggris yang terhubung lebih baik,” tandas Edward.
Selain Inggris dan AS, terdapat sejumlah negara yang telah melarang penggunakan perangkat 5G Huawei yakni Australia, Selandia Baru, Perancis, dan Jepang. (red)