Penulis : I Gede Alfian Septamiarsa, S.Sos, M.I.Kom, Pranata Humas Ahli Pertama Biro Humas dan Protokol Setdaprov. Jatim dan Ketua Pengurus Cabang Iprahumas Jatim
Jakarta, Biskom – Corona virus diseases 2019 atau yang biasa disebut Covid-19 telah menyebar ke lebih dari 200 negara di dunia. Berdasarkan data dari World o Meters https://www.worldometers.info/coronavirus/, sebanyak 215 negara telah terinfeksi virus yang menyerang sistem pernapasan tersebut.
Berbagai dampak dirasakan, tak hanya dari segi kesehatan, ekonomi, sosial budaya, tetapi komunikasi pun terkena dampak besar. Jaga jarak atau physical distancing pun dilakukan untuk pencegahan Covid-19. Dampak nyata yang bisa terlihat, Sekitar hampir tiga bulan transformasi bekerja diubah menjadi bekerja dari rumah atau work from home. Bahkan bukan hanya di dunia kerja saja, dalam dunia pendidikan juga mempraktikkan hal yang sama menjadi belajar dari rumah. Hal tersebut dilakukan agar meminimalisir penyebaran Covid-19.
Melihat fenomena tersebut, membuat perubahan pola cara berkomunikasi antara satu dengan yang lain. Jika selama ini kita terbiasa dengan komunikasi tatap muka, maka dengan adanya pandemi Covid-19 ini, komunikasi yang sehari-hari dilakukan menggunakan teknologi clould yaitu penggabungan teknologi komputer dan pengembangan berbasis Internet seperti melalui Zoom, Google Meet, Google Teaching, maupun platform sejenis lainnya seperti media sosial, yang dibuat untuk mempermudah komunikasi virtual.
Salah satu platform media sosial yang sedang “booming” digunakan saat era pandemi Covid-19 yaitu Instagram. Menurut katadata.co.id, penggunaan media sosial seperti WhatsApp dan Instagram mengalami lonjakan hingga 40% selama pandemi Covid-19. Dikarenakan banyak orang menggunakan media sosial untuk berkomunikasi dan saling bertukar informasi di masa-masa karantina wilayah (lockdown) di sejumlah negara tertentu, atau Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) seperti yang diterapkan di Indonesia.
Bagi para penggiat media sosial, salah satu media sosial yang bernama Instagram menjadi suatu wadah bagi kalangan pengguna media sosial khususnya remaja. Banyak media sosial lain tersedia tetapi Instagram tidak kalah populernya dengan banyak kemudahan di dalamnya. Banyak orang memanfaatkan Instagram sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas branding sekaligus pemasaran melalui media sosial
Instagram semakin menarik dengan adanya fitur Instagram Live. Bahkan fitur ini tak hanya digunakan influencer seperti artis atau tokoh-tokoh terkenal lainnya, tetapi juga sejumlah tokoh pemerintah juga melirik untuk menggunakannya. Sering kali, para influencer ini bekerja sama dengan beberapa brand kenamaan dan melakukan diskusi bersama dengan pengikut mereka. Obrolan mereka pun tak jarang menggunakan bahasa yang sesuai dengan target pasar.
Fitur ini tentu saja sangat berguna untuk para influencer maupun masyarakat umum untuk mendekatkan diri ke para pengikutnya. Selama masa pandemi dan anjuran pemerintah untuk tetap di rumah membuat para influencer atau digital content creator memutar otak untuk terus memiliki konten-konten yang bermanfaat, salah satunya melaui fitur live Instagram.
Banyak selebriti dan influencer menggunakan IG Live untuk menyampaikan kegiatan kesehariannya, promosi film, lagu dan banyak hal lainnya. Mereka terlihat sering melakukan IG Live sendiri atau bisa dengan rekan lainnya. Sehingga tak hanya dari penonton (viewer) saja yang melakukan interaksi dengan selibriti atau influencer, tetapi juga terjadi interaksi satu sama lain dengan rekan yang diajak berbicara lewat IG Live.
Perusahaan pun juga mulai melirik platform IG Live sebagai support promosi produk, layanan, tanya jawab dengan pelanggan. Kegiatan IG Live pada perusahaan dapat dimulai dari menampilkan produknya, cara penggunaan produk, berbincang dengan influencer atau testimoni produk tersebut.
Bahkan terkini pemerintah sudah mulai merambah platform IG Live. Sebut saja beberapa tokoh yang menggunakan IG Live seperti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Bupati Banyuwangi Azwar Abdullah Anas. Mereka menggunakan IG Live untuk bisa berinteraksi dengan masyarakat, untuk menyampaikan kebijakan-kebijakan yang terkait dengan program pemerintah.
Misalkan saja Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mampu menampilkan sosoknya yang ceria, cerdas pada IG Live dengan Guest Star yang berbeda-beda. Sementara tokoh pemuda lainnya yang melakukan IG Live adalah Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak. Emil sering menyampaikan ide-ide gagasannya, maupun program-program Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui platform IG Live ini dengan bahasa yang mudah dipahami masyarakat awam.
Organisasi profesi kehumasan yaitu Ikatan Pranata Humas (Iprahumas) Indonesia, yang merupakan gabungan Pranata Humas Pemerintah Se-Indonesia juga memiliki konten tersendiri dengan menggunakan platform IG Live. Berbincang mengenai hal-hal yang berkaitan dengan komunikasi dan kehumasan, serta dikemas secara fun, menghibur, sekaligus mengedukasi bukan hanya untuk para profesional humas saja melainkan juga bisa dikonsumsi oleh masyarakat umum yang ingin mengetahui mengenai organisasi profesi ini.
Sehingga bisa dikatakan IG Live berpotensi sebagai salah satu platform media sosial ini yang memiliki banyak efek dan manfaat. Mulai dari berkomunikasi, promosi, menyampaikan opini, menggali informasi, menampilkan kegiatan sehari-hari. Namun sayangnya, fasilitas IG Live ini hanya memiliki durasi 1 jam. Dengan durasi 1 jam ini untuk menyampaikan informasi dirasakan kurang bisa mendalam dan detail. Jika kita bisa mengemas informasi yang menarik dalam waktu yang singkat, maka IG Live jadi alternatif dan solusi komunikasi yang bisa diandalkan terutama dalam masa pandemi seperti saat ini. (*)