Jakarta, BISKOM- Di era perdagangan bebas pada saat ini, membuat industri nasional untuk terus melakukan penciptaan teknologi baru sehingga mampu menjadi tuan di negeri sendiri dan kompetitif hingga kancah internasional. Artinya, industri di tanah air mutlak menghasilkan produk dalam negeri yang bernilai tambah tinggi agar bisa menghadapi serbuan produk impor.

Oleh karena itu, pemerintah proaktif memacu pengembangan industri nasional agar lebih berdaya saing global melalui berbagai instrumen, baik berupa kebijakan maupun pemberian fasilitas fiskal maupun nonfiskal. Apalagi, sektor industri manufaktur selama ini konsisten memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional.

‘’Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mendorong peningkatan daya saing industri nasional adalah melalui kegiatan penciptaan dan pemanfaatan teknologi industri baru secara mandiri,” kata Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita pada acara Penganugerahan Penghargaan Rintisan Teknologi Industri Tahun 2021 di Jakarta, Rabu (1/12).

Upaya tersebut merupakan salah satu wujud nyata dari implementasi program prioritas pada peta jalan Making Indonesia 4.0. Aspirasi besarnya adalah menjadikan Indonesia masuk dalam jajaran 10 negara dengan perekonomian terbesar di dunia pada tahun 2030.

Baca :  Akreditasi Pangkas Biaya Bisnis

“Untuk mencapai target 10 negara perekonomian terbesar di dunia, diperlukan juga terobosan di bidang industri dengan memanfaatkan perkembangan teknologi mutakhir, namun tidak cukup hanya dengan mengandalkan pertumbuhan ekonomi secara organik,” papar Agus.

Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian, Doddy Rahadi menyampaikan, pihaknya senantiasa mendukung terhadap perekayasaan, inovasi atau invensi teknologi yang dilakukan oleh para pelaku industri nasional. Apresiasi ini diwujudkan melalui pemberian penghargaan Rintisan Teknologi Industri (RINTEK).

‘’Tujuan dari pemberian penghargaan ini adalah untuk meningkatkan semangat para industriawan agar selalu menciptakan dan memanfaatkan teknologi baru dalam rangka meningkatkan kualitas produk yang memenuhi kebutuhan konsumen saat ini, yang pada akhirnya produk nasional mampu berdaya saing di perdagangan domestik maupun internasional,” ungkap Doddy.

Penghargaan RINTEK sebelumnya dilaksanakan rutin setiap tahun oleh Kemenperin sejak tahun 2006. Mulai tahun 2012, kegiatan ini diselenggarakan setiap dua tahun sekali pada tahun genap. Namun, karena dampak pandemi Covid-19, kegiatan Penghargaan RINTEK diundur menjadi tahun 2021.

Baca :  Konsorsium PPTI Serahkan Radiation Portal Monitor

Hingga saat ini, penghargaan tersebut telah diberikan kepada 67 perusahaan industri atas 88 rintisan teknologi industri yang dihasilkan. Untuk tahun ini, telah dilaksanakan proses penilaian dan seleksi penerima Penghargaan RINTEK 2021. Kemenperin telah menetapkan 16 perusahaan industri sebagai penerima Penghargaan RINTEK Tahun 2021.

Berikut ke-16 perusahaan tersebut beserta judul inovasinya:

1. PT Lautan Natural Krimerindo- Pangan Fungsional Tinggi Serat dan Penerapannya untuk Produk Makanan dan Minuman

2. PT Gabag Indonesia- Aplikasi Kantong ASI Pertama di Dunia

3. PT LEN Industri (Persero)- Autonomous Train Control dalam Mendukung Sustainable Railway (SilMove 4000)

4. PT Dirgantara Indonesia (Persero)- Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) Medium Altitude Long Endurance (MALE)

5. PT Organik Inti Indonesia- Pemanfaatan Sumber Daya Alam Indonesia untuk Industri Karet dalam Negeri

Baca :  UBL Gelar MOS 2015 Tingkat Nasional

6. PT Zeus Kimiatama Indonesia- Sintesis Resin Amina untuk Aplikasi Paint Spray Booth Detackifier di Industri Otomotif

7. PT Pupuk Kalimantan Timur- Menurunkan Ammonia Losses 7 Ton per hari dan Meningkatkan Produksi Urea 14 Ton per hari dengan Penambahan Low Pressure Ammonia Absorber di Seksi Recovery Pabrik Urea-4

8. PT Pupuk Kujang- Komersialisasi Produk Pupuk Non-Subsidi melalui Penerapan Teknologi NPK Spesifik Komoditas pada Usaha Tani Customer PT Pupuk Kujang

9. PT Dexa Medica Herba ASIMOR (Galatonol dan Striatin), Fraksi Bioaktif untuk Ibu Menyusui

10. PT Konimex Pengembangan Alat Diagnostik Lateral Flow Immunoassay

11. PT SOHO Industri Pharmasi Curcuma Force

12. PT Swayasa Prakarsa Pengembangan Prototipe Ventilator Dalam Negeri

13. PT Packaging Integra Center Desain dan Manufaktur Mesin Pengemasan Otomatis (Automatic Case Packer)

14. CV Batik Teknologi Indonesia Mesin Batik Tulis Butimo

15. PT Tatalogam Lestari Rumah Instan DOMUS Revo

16. PT Chroma International Wind Tunnel