Jakarta, Biskom – Penggunaan teknologi di era transformasi digital saat ini semakin cepat diterapkan. Terlebih sejak pandemi berlangsung, penggunaan teknologi menjadi sebuah keharusan untuk diterapkan di berbagai industri dalam menunjang kelancaran bisnis perusahaan.
Lintasarta, sebagai perusahaan Information and Communication Technology (ICT) Total Solutions menyadari bahwa kebutuhan teknologi akan terus mengalami peningkatan, terutama bagi perusahaan-perusahaan yang mengubah sistem kerja dengan lebih memanfaatkan teknologi digital. Ini mendorong Lintasarta untuk mengembangkan solusi-solusi industri yang dibutuhkan perusahaan dalam menjalankan proses bisnisnya.
“Lintasarta saat ini melayani pelanggan B2B (Business to Business) dan pelanggan menjadi sangat penting bagi kami, di internal kami menerapkan customer focus sebagai landasan bagi kami dalam memberikan pelayanan terbaik. Kita menyadari pelanggan telah menjadi bagian keluarga besar Lintasarta, sehingga loyalitas pelanggan menjadi budaya Lintasarta yang utama harus diterapkan saat ini,” kata Presiden Direktur Lintasarta Arya Damar.
Arya menuturkan, para pelanggan Lintasarta yang merupakan perusahaan B2B tentunya ingin memberikan layanan terbaik kepada pelanggannya (publik), maka disinilah Lintasarta hadir memberikan support dari sisi teknologinya. “Jadi kita harus tahu kebutuhan pelanggan agar semua yang kita berikan sesuai dengan yang dibutuhkan bahkan support yang diberikan Lintasarta harus ditingkatkan menjadi lebih baik lagi demi menjaga hubungan baik dengan pelanggan yang pada akhirnya pelanggan memberikan kepercayaan penuh kepada kami,” ujarnya.
Sebagai perusahaan yang telah hadir di Indonesia selama tiga dekade, Lintasarta telah memiliki lebih dari 2400 pelanggan yang terdiri dari berbagai industri seperti perbankan, manufaktur, healthcare, pemerintahan, dan lainnya. Dengan pengalaman memberikan layanan teknologi lebih dari 33 tahun di Indonesia, Lintasarta terus mengembangkan skema pelayanan yang lebih baik dengan melakukan transformasi customer focus melalui penerapan strategi key account management (KAM).
Arya menuturkan, melalui strategi KAM tersebut, Lintasarta membuat klasifikasi pelanggan ke dalam beberapa kategori Strategic Key Account, Key Account, Emerging Account dan Regular account. Hal ini, katanya, mempemudah tim Lintasarta yang berhubungan langsung dengan para pelanggan untuk mengetahui solusi digital dan kebutuhan dari masing-masing pelanggan, serta lebih cepat dalam memberikan pelayanan ataupun penyelesaian kendala yang ada.
“Tim Lintasarta yang berada di garda terdepan harus lebih fokus mengetahui bagaimana kebutuhan pelanggannya, sehingga penanganan dapat lebih cepat, efektif, dan efisien. Ini terbukti, sejak diimplementasikannya KAM, Lintasarta terus mengalami pertumbuhan kinerja baik dari sisi revenue, customer satisfaction index, customer loyalty index, net promoter score, dan collection rate,” jelasnya.
Lebih lanjut Arya mengatakan, penerapan strategi KAM juga berkaitan dengan kondisi skema bekerja yang saat ini telah berubah akibat pandemi berlangsung. Gartner menuturkan, di tahun 2021 sebanyak 51% pekerja melaksanakan pekerjaan dengan lingkungan yang hybrid (online, offline, & anywhere). “Lintasarta kemudian melakukan banyak penyesuaian agar tetap dapat memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan, baik secara online ataupun offline. Hal ini tentunya diperlukan kerjasama dan kolaborasi seluruh tim,” tegasnya.
Lintasarta sendiri sudah menerapkan digital transformation framework, dimana pembangunan infrastrukturnya telah dilakukan pada 2018 dan kemudian dilanjutkan dengan membuat blueprint yang diselaraskan dengan berbagai aspek mulai dari visi-misi perusahaan, bisnis proses, aplikasi yang dibangun, data, infrastuktur, best practice dan security-nya, sehingga dapat diidentifikasi gap yang ada dan dari gap tersebut dilakukan penyesuaian melalui sebuah roadmap yang jelas dan terukur agar memberikan dampak sesuai dengan yang diharapkan.
Dengan diterapkannya digital transformation framework memudahkan perusahaan dalam melakukan penyesuaian secara cepat saat pandemi dimulai terutama dalam hal memberikan pelayanan yang prima kepada pelanggan. Lintasarta memberlakukan hybrid working melalui program flexible working arrangement atau disingkat dengan flexwork yang juga dibarengi dengan menyiapkan tools untuk memudahkan dan menunjang kebutuhan dalam melaksanakan pekerjaan.
“Kita bisa bekerja dimana saja, jika bekerja secara online kita sudah siapkan tools-nya, dan kalau mau bekerja offline kantor telah kita ubah menjadi sharing space beserta kebutuhannya yang memudahkan tim Lintasarta dan pelanggan jika harus bertemu tatap muka langsung. Sebagai perusahaan ICT kita memberikan contoh bagimana menerapkan sistem bekerja dengan teknologi, sehingga hal ini dapat kita sampaikan kepada para pelanggan sebagai sebuah solusi yang bisa juga diterapkan di tempat lain dimana sistem, infrastuktur, aplikasi, serta security-nya tetap dijaga dengan baik, ” tutupnya. (red)