Pakar Human Resources Development (HRD) AR Learning Center, Yuan Badrianto saat memberikan Pelatihan Certified Human Resources Analyst (CHRA) secara daring. (FOTO: Wahyu Agung for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Pakar Human Resources Development (HRD) AR Learning Center, Yuan Badrianto mengatakan, perkembangan teknologi berupa kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) merupakan sebuah keniscayaan bagi umat manusia. Sebab, keberadaan AI dapat memudahkan dan membantu kinerja manusia dalam menyelesaikan berbagai pekerjaan.

“Namun, yang perlu diingat kita semua adalah AI bukan segala-galanya. Sebab, AI tidak dapat menggantikan soft skill yang dimiliki oleh karyawan,” kata Yuan dalam acara Pelatihan Certified Human Resources Analyst (CHRA) secara daring, Rabu (12/1/2022).

Menurut Yuan, penggunaan AI oleh dunia industri atau perusahaan bukan sebuah ancaman bagi para pencari kerja. Ada sejumlah pos pekerjaan tertentu yang tidak dapat dialihkan kepada robot. Misalnya, pos jabatan pemimpin perusahaan, manajer devisi, dan lain sebagainya.

“Justru ketika muncul robot AI, ada banyak keterampilan yang diperlukan oleh sebuah perusahaan yaitu tenaga kerja yang dapat mengeoperasikan robot AI tersebut. Jadi, para tenaga kerja sekarang harus benar-benar paham teknologi digital. Kalau nggak paham teknologi digital ya pasti ketinggalan, sulit mencari pekerjaan,” terang Yuan.

Karena itu, ia menyarankan kepada generasi remaja Indonesia untuk terus belajar teknologi digital. Dengan soft skill bidang teknologi informasi dan digital tersebut maka akan mudah mencari pekerjaan. “Perusahaan tentu juga akan mencari tenaga kerja yang paham dengan teknologi,” jelasnya.

Peserta pelatihan CHRA, Wahyu Agung mengatakan, ada banyak pengetahuan dan pengalaman yang didapatkan usai mengikuti pelatihan tersebut. Antara lain, dirinya semakin memahami bagaimana  proses melakukan seleksi atau rekrutmen karyawan, bagaimana cara menganalisa ketersediaan sumber daya manusia (SDM), dan memprediksi kebutuhan SDM di masa akan datang seiring perkembangan teknologi informasi dan kecerdasan buatan atua AI.

“Saya juga jadi paham bagaimana mengatasi persoalan ketika ada posisi jabatan di sebuah perusahaan mengalami kekosong. Bagaimana strateginya dan apa saja yang harus dilakukan agar perusahaan tetap jalan dengan baik ketika ada jabatan yang kosong,” terang Wahyu yang merupakan karyawan PT Jasa Raharja ini.

Tak hanya itu, pelatihan ini juga mengajarkan kepada dirinya bagaimana mengatasi masalah ketika produktifitas para karyawan menurun dan apa saja yang harus diatur dalam sebuah perjanjian kerja antar perusahaan dengan calon karyawan sesuai dengan undang-undang tenaga kerja.

“Jangan sampai, perjanjian kerja yang dibuat tersebut merugikan salah satu pihak. Karyawan harus mentaati dan mematuhi perjanjian kerja dan SOP perusahaan dalam menjalankan tugasnya. Jadi, kita generasi mudah Indonesia jangan takut dengan kemajuan kecerdasan buatan atau AI. Sebab, AI tidak dapat menggantikan soft skill yang dimiliki oleh manusia,” terang Alumni Universitas Janabadra Yogyakarta ini. (*)

Sumber : https://www.timesindonesia.co.id/read/news/391439/ai-tak-bisa-gantikan-soft-skill-manusia