Digitalisasi sistem pembayaran menjadi salah satu fokus utama pemerintah, dalam upaya mendorong pemulihan ekonomi bersama yang lebih kuat. Oleh karenanya, digitalisasi menjadi salah satu agenda utama yang dibahas dalam rangkaian gelaran finance track Presidensi Indonesia G20.
“Digitalisasi adalah salah satu agenda utama dalam G20 finance track,” ujar Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, dalam gelaran Casual Talks on Digital Payment Innovation of Banking rangkaian Presidensi Indonesia G20, Senin (14/2/2022).
Perry menjelaskan, dalam agenda digitalisasi pembayaran, fokus utama yang akan dibahas ialah terkait kerja sama sistem pembayaran lintas negara. Ini meliputi kerja sama terkait open API hingga QR Code.
Bukan hanya itu, terkait pengembangan digitalisasi sektor pembayaran, Perry juga menyinggung mata uang digital bank sentral, atau Central Bank Digital Currency (CDBC).
“Bagaimana kita perlu memperluas kerja sama sistem pembayaran kita,” kata dia.
Pengembangan digitalisasi sistem pembayaran sejalan dengan cetak biru atau Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025, yang di dalamnya terdapat fokus-fokus utama, mulai dari integrasi ekonomi keuangan digital, pengembangan digitalisasi perbankan, integrasi bank dengan teknologi finansial, menyeimbangkan inovasi dan mitigasi risiko, hingga kerja sama lintas negara.
“Pada Mei 2019, kami Bank Indonesia meluncurkan bisis sistem pembayaran 2025. 10 bulan sebelum pandemi,” ucap Perry.
Sebagai informasi, BI mencatat transaksi ekonomi keuangan digital berkembang pesat seiring meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring, perluasan dan kemudahan sistem pembayaran digital, serta akselerasi digital banking.
Tercatat pada Januari 2022, nilai transaksi uang elektronik (UE) tumbuh 66,65 persen secara tahunan (year on year/yoy) mencapai Rp 34,6 triliun dan nilai transaksi digital banking meningkat 62,82 persen secara yoy menjadi Rp 4.314,3 triliun.
Nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit juga mengalami pertumbuhan 14,39 persen secara yoy menjadi Rp 711,2 triliun.
Guna mendorong pengembangan transformasi digital sistem pembayaran, BI berencana melanjutkan uji coba QRIS antar negara dengan Thailand dan Malaysia serta menjajaki perluasan kerja sama QRIS antar negara di kawasan.