Cara Faber-Castell bertahan di tengah gemburan digitalisasi. (Foto: Okezone)

Produsen alat tulis Faber-Castell optimis dapat bertahan dan berkembang di tengah menjamurnya teknologi yang membantu bidang penulisan dan penggambaran.

CEO Faber-Castell AG Stefan Leitz mengatakan, penggunaan pensil untuk menulis dan menggambar masih diminati.

“Seperti yang sudah dibuktikan melalui studi kasus, menulis dan menggambar dengan pensil terutama di masa anak-anak membantu pertumbuhan otak mereka. Kreatifitas juga adalah top 5 keterampilan yang harus dimiliki pada abad mendatang,” ungkap Leitz dalam media briefing di Jakarta, Sabtu (9/4/2022).

Leitz melanjutkan, hampir seluruh orang tua ingin mendidik anaknya dengan produk dan layanan terbaik, termasuk dalam pendidikan keterampilan. Selain itu, mereka juga ingin agar anak-anak mengurangi ketergantungan terhadap gadget.

Baca :  Adopsi Artifical Intelligence Bisa Jadi Kunci Sukses Perusahaan RI

“Jadi peluang yang kita ambil adalah kita memanfaatkan teknologi ini untuk berkomunikasi dengan konsumen,” ujarnya.

Di sisi lain, penggunaan teknologi juga akan dilakukan untuk mengidentifikasi penjualan online di seluruh cabang bisnis Faber-Castell dan mengadopsi mekanisme dari negara yang penjualan onlinenya cukup tinggi.

Hal itu seperti yang terjadi di Amerika Serikat dan Eropa untuk negara yang penjualan onlinenya masih perlu dikembangkan.

Dia menjelaskan tahun ini, perusahaan memiliki visi memperkenalkan One Faber-Castell Creating a Colorful Future atau Satu Faber-Castell Menciptakan Masa Depan Penuh Warna.

Faber-Castell akan mengedepankan penyatuan mindset seluruh SDM perusahaan terkait keberagaman baik dari gender hingga budaya.

“Terkait keberlanjutan, kami juga melakukan usaha untuk me-reuse dan recycle plastik dalam produk kita. Pemakaian energi bersih dalam proses bisnis kami mencapai 86% dan akan meningkat ke depan,” ungkapnya.

Baca :  Delameta Bilano Siap Tembus Pasar Global

Sumber : https://economy.okezone.com/read/2022/04/09/320/2576123/era-digitalisasi-bagaimana-nasib-industri-alat-tulis