BISKOM, Jakarta – LokaPala Team bertandang ke Lembaga Perlindungan Anak Indonesia disingkat LPAI, Kamis (25/08)

Kak Seto selaku Ketua Umum LPAI Lembaga Perlindungan Anak Indonesia, takjub menunjukkan dukungan terhadap Lokapala sebagai eSports MOBA Ramah Anak.

Lokapala: Saga of the Six Realms adalah game mobile garapan Anantarupa Studios, dan merupakan game MOBA (Multiplayer Online Battle Arena) pertama yang sepenuhnya dikembangkan di Indonesia dan terinspirasi dari mitologi, sejarah, dan budaya Indonesia.

“Kami terbuka untuk menjalin kerjasama dengan Lokapala, terlebih karena ada LPAI yang membawahi LPA di 30 provinsi. Selain itu, diharapkan melalui rencana kerjasama ini, literasi digital termasuk kewaspadaan penggunaan gadget dan bermain games lebih meningkat. Misalnya, anak-anak jadi memahami dan mematuhi aturan saat bermain, dan mengerti jam bermain yang wajar dan sehat. Kami berterima kasih kepada pihak developer Lokapala yang menyambangi LPAI dan SAI (Sahabat Anak Indonesia) dan ikut mengkampanyekan bermain game dengan literasi digital,” papar Kak Seto yang didampingi Kak Syamsul sebagai wakil ketua, dan Kak Titik sebagai Sekjen LPAI ketika ditemui di Aula Meeting LPAI Kemsos Gd. Aneka Bhakti.

Indonesia akan menjadi Ketua ASEAN pada tahun 2023. Pada keketuaan yang ke-4 ini tentu menjadi tantangan tersendiri untuk Indonesia di tengah masih berlangsungnya pandemi COVID-19. Tidak hanya itu, transformasi digital, ilmu pengetahuan dan industri digital juga berkembang sangat pesat. Salah satu industri digital yang sedang marak adalah game dan esports.

Menurut World Economic Forum (WEF), esports telah mampu membawa industri game tumbuh kuat ke level berikutnya sejak COVID-19 melanda. Data lainnya menyebutkan bahwa 90 persen populasi di Asia Tenggara adalah pemain esports dan 145 juta gamer atau pemain berasal dari Indonesia. Angka ini membuktikan setengah penduduk Indonesia gemar bermain game.

“Artinya, Indonesia memiliki potensi yang besar untuk bisa semakin mengembangkan pertumbuhan ekonomi lewat industri game dan esports,” papar CEO Anantarupa Studios Ivan Chen, saat ditemui di kantor Anantarupa Studios.

Namun, game sebagai konten yang dikonsumsi oleh generasi muda juga perlu mendapat perhatian lebih. Di sinilah Anantarupa Studios ikut serta berkontribusi melalui Lokapala.

Lokapala (loka = dunia, pala = pelindung) terinspirasi dari relief yang terpahat pada Balustrade Candi Borobudur. Relief ini menggambarkan tentang para pelindung dunia dari masing-masing asalnya dan diletakkan pada arah mata angin tertentu. Konsep relief ini juga tergambarkan pada Candi Prambanan, dan dikenal sebagai Astadikpala atau delapan pelindung atau pelindung arah mata angin.

Diana Paskarina, selaku COO Anantarupa Studios, menjelaskan bahwa melalui Lokapala, Anantarupa berupaya untuk mengenalkan kembali budaya Nusantara yang hampir terlupakan. “Di jaman modern ini, game bukan lagi menjadi produk yang asing bagi anak muda. Bahkan, kebanyakan pemain Lokapala adalah anak SMP kelas 8 sampai anak kuliah. Kami harap, Lokapala bisa menjadi perantara bagi anak-anak yang gemar bermain, untuk turut menemukan keseruan dalam belajar dan mencari tahu soal sejarah dan budaya negaranya sendiri.”

Meski baru dirilis secara resmi pada tanggal 20 Mei 2020 lalu, Lokapala telah berhasil memikat hati para pemain game mobile di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan dinobatkannya Lokapala sebagai Indonesia Game of The Year di Dunia Games Award di tahun 2021.

Tidak hanya itu, game ini juga sempat terpilih sebagai salah satu game esports yang dipertandingkan di ajang kompetisi PON XX dan Piala Presiden di tahun 2021 yang lalu. Di tahun ini, Lokapala dipertandingkan di ajang berskala regional, yakni Piala Gubernur 2022 chapter Jawa Tengah bertajuk Ksatria Pilih Tanding, juga di ajang berskala nasional, yaitu Piala Presiden 2022.

Kehadiran Lokapala di LPAI bersama SAI tentu saja menjadi entry point terwujudnya game yang ramah anak. Harapannya, hal ini meningkatkan pemahaman bahwa game bukan lagi momok bagi para orang tua dan anak-anak. Justru, kini orang tua juga bisa membantu mengarahkan anak-anaknya, terlebih mereka yang memiliki kesenangan dan keterampilan dalam bermain game. (Arul)