Jakarta, Biskom- Badan Informasi Geospasial (BIG) meluncurkan Gazeter Republik Indonesia (GRI) Edisi I Tahun 2022 di Jakarta pada Selasa (13/12). Gazeter merupakan dokumen baku yang digunakan sebagai acuan bersama terkait nama rupabumi di Indonesia.

GRI Edisi I Tahun 2022 diterbitkan dalam dua buah format buku, yaitu GRI yang berisi seluruh daftar nama rupabumi baku dan GRI Unsur Rupabumi Pulau yang berisi daftar nama rupabumi baku untuk unsur rupabumi pulau.

Keberadaan GRI Edisi I Tahun 2022 ini diharapkan dapat menjadi acuan nasional dalam penulisan baku nama rupabumi. Selain itu, juga menjadi rujukan internasional ketika mencantumkan nama rupabumi baku yang ada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Kepala BIG, Muh Aris Marfai mengatakan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 2 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Nama Rupabumi mengamanatkan BIG untuk menyelenggarakan nama-nama rupabumi di Indonesia.

“Ini penting sekali, karena kita sebagai negara kepulauan dengan 17.000 lebih pulau. Itu perlu penamaan baku di antara banyak pulau kita,” jelas Kepala BIG Muh Aris Marfai saat peluncuran GRI Edisi I Tahun 2022.

Rangkaian proses penyelenggaraan nama rupabumi mulai dari pengumpulan, penelaahan hingga pengumuman nama rupabumi telah dilaksanakan pada 2022.

Menurut Aris, Gazeter ini merupakan bentuk capaian nyata yang terwujud berkat sinergi dan kolaborasi antara BIG sebagai koordinator penyelenggara nama rupabumi, dengan kementerian/lembaga, pemerintah daerah, serta pihak lainnya yang terkait.

“Kita perlu mengidentifikasi nama-nama rupabumi termasuk nama-nama pulau di seluruh wilayah Indonesia untuk tata kelola pemerintahan, pengelolaan potensi, kepariwisataan atau untuk mendukung pengurangan risiko bencana,” terangnya.

Aris menyampaikan bahwa tahun ini ditargetkan kurang lebih 5.400 nama rupabumi. Target tersebut terlampaui karena BIG berhasil menyelenggarakan lebih dari 7.000 nama rupabumi baku.

Namun, gazeter merupakan dokumen dinamis, sehingga dipastikan akan terus bertambah dan berkembang seiring dengan semakin meningkatnya kegiatan penyelenggaraan nama rupabumi di Indonesia.

“Kita akan kumpulkan terus misalkan hingga 20 juta, sebab nama rupabumi akan terus bertambah atau ada beberapa perubahan,” imbuhnya.

Kepala BIG pun berterima kasih kepada kementerian/lembaga, pemerintah kabupaten/kota dan provinsi, serta masyarakat yang mendukung penyelenggaraan nama-nama rupabumi ini.

Perjalanan penyelenggaraan nama rupabumi di Indonesia pada tahun kedua pascaditetapkan PP Nomor 2 Tahun 2021 makin terlihat. Salah satunya ditandai dengan meningkatnya intensitas penyelenggaraan nama rupabumi berupa sosialisasi, bimbingan teknis, asistensi, hingga pengumpulan dan penelaahan nama rupabumi.

“Pengumpulan, penelaahan, hingga pembakuan nama rupabumi di Indonesia memerlukan upaya gotong royong seluruh elemen bangsa Indonesia. Kolaborasi ini perlu dijaga dan ditingkatkan, karena kontinuitas akan sinergi yang terjalin sangat berperan terhadap tersedianya nama rupabumi baku yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai aspek penyelenggaraan pemerintahan,” tegas Aris.

Pada kesempatan tersebut Aris menyampaikan, tantangan dalam penerbitan nama-nama rupabumi sangat banyak karena harus meng-cover seluruh Indonesia, adanya nama lokal, hingga adanya perubahan nama.

Kepala Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponimi, Ade Komara Mulyana menambahkan tantangan terberat penyelenggaraan nama rupabumi Indonesia adalah kesadaran yang belum merata khususnya di para pimpinan daerah. Penyelenggaraan nama-nama rupabumi sangat bertumpu pada pemda karena obyek bumi ada di pemda.

“Karena itu, BIG memberikan penghargaan kepada pemda yang telah memiliki kebijakan, mengalokasikan anggaran, hingga menyediakan sumber daya manusia (SDM) untuk penyelenggaraan rupabumi Indonesia,” tutur Ade Komara.

Pada tahun ini BIG menambah kategori baru pada ajang `Bhumandala Award`, yaitu Bhumandala Award Penyelenggaraan Nama Rupabumi. Penghargaan ini sebagai upaya memantik semangat gotong royong toponimi guna mewujudkan penyediaan nama rupabumi baku di wilayah NKRI.

Pada peluncuran GRI Edisi Tahun 2022 juga dilaksanakan talkshow yang mengusung tema, “Nama Rupabumi: Warisan Kearifan Lokal dan Pemanfaatannya dalam Kebencanaan.” Talkshow menghadirkan Titi Bachtiar (Penulis dan Geofrafer), Biro Tata Pemerintahan – Setda Provinsi Jawa Barat, Biro Tata Pemerintahan – Setda Kabupaten Cianjur, dan Perkumpulan OpenStreetMap Indonesia.