Jakarta, BISKOM– Kolaborasi Riset dan Inovasi Kecerdasan Artifisial (KORIKA) menerima kunjungan dan silaturahmi dari Mohamed bin Zayed University of Artificial Intelligence (MBZUAI) Uni Emirat Arab bersama dengan perwakilan dari The Institute For Malaria and Climate Solutions (IMACS) di kantor KORIKA di Jakarta, pada Jumat (10/1/2023).

Dalam pertemuan itu, hadir Ketua Umum KORIKA Prof Hammam Riza. Sedangkan dari MBZUAI di wakili Dr. Hosni Ghedira selaku Director of Engagement Services MBZUAI dan Kushik Sarkar, Direktor-in-Charge of Malaria No More India, IMACS. Dalam keterangannya, Prof Hammam Riza, pertemuan tersebut dalam rangka menjajaki kolaborasi dalam sebuah bagian dari upaya membangun ekosistem kolaborasi kuad helix yang ada di KORIKA yaitu government, universitas kemudian juga industri dan komunitas lainnya.

Baca :  Kejaksaan Agung Memeriksa 2 Orang Saksi Terkait Perkara Komoditas Timah

“Dalam hal ini, tujuannya untuk memajukan kecerdasan artifisial dalam bidang Kesehatan. Kami pun telah berdiskusi dan menjajaki keseluruhan aspek pelaksanaan dari upaya membangun sebuah tool kit atau system cerdas yang berbasis pada dampak yang ditimbulkan dari perubahan iklim (climate change) untuk pengentasan penularan penyakit Malaria Indonesia,” katanya

Selain itu, prediksi penyakit Malaria dan penyakit menular lainnya, berbasis perubahan iklim ataupun cuaca dengan parameter menggunakan teknologi machine learning dan data science sehingga dapat digunakan dalam perencanaan untuk melakukan tindakan intervensi sejak dini terhadap merebaknya endemik Malaria dan penyakit menular lainnya di berbagai daerah di Indonesia . Tentunya hal ini sejalan dengan sistem yang sudah berjalan di kementerian kesehatan dan institusi lainnya, yakni Program Satu Sehat.

Baca :  Plt.Sekretaris Mahkamah Agung melantik 26 Orang PPPK

Sementara itu, Dr Sarkar, mengatakan, “IMACS memiliki banyak peluang untuk mengatasi atau memberantas penyakit Malaria yang ditimbulkan dari perubahan iklim. Melalui pusat keunggulan AI ini, kami melakukan upaya inovatif untuk memerangi penyakit yang sensitif terhadap perubahan iklim melalui pendekatan teknologi kecerdasan buatan atau AI. Intinya adalah bagaimana membangun ketahanan iklim dalam sistem kesehatan global. (red)