Jakarta, BISKOM – Pusat Peragaan Iptek (PP-IPTEK) yang berlokasi di area TMII Jakarta menerima kunjungan Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN), Bambang Brodjonegoro pada Selasa (3/3). Ini merupakan kunjungan pertama Menteri Bambang sejak dilantik oleh Presiden Jokowi pada Kabinet Indonesia Maju.
Pada kesempatan kunjungan kerja itu Menteri Bambang berharap PP-IPTEK setara dengan Science Museum atau Science Center Kelas Dunia, setidaknya setara dengan yang ada di wilayah Asean. “Apalagi, setiap negara yang mengembangkan Iptek itu, wajib mempunyai museum ilmu pengetahuan dan teknologi atau science center atau PP-IPTEK, seperti saat ini,” kata Menristek/Kepala BRIN didampingi Direktur PP-IPTEK, Mochammad Syachrial Annas di Gedung PP-Iptek Jakarta.
Ketika ditanyakan terkait rencana pengembangan Galeri Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Inovasi (GIPTI) di kawasan Serpong Tangsel, ada rumor yang menyebut PP-IPTEK akan dipindahkan. Menurut Menristek, hal itu bisa menjadi pilihan, pindah atau diperluas, karena yang rencananya GIPTI di Serpong itu nanti akan lebih menekankan kepada yang kekinian.
“Artinya teknologi, khususnya pada revolusi industri 4.0, ini juga terkait dengan kecerdasan buatan, kemudian Internet of Things (IoT), dan juga ingin menekankan unsur, bahwa science and technology itu menyenangkan buat siapapun, tidak hanya scientist atau ahlinya yang bisa menikmati, tapi harus dinikmati oleh semuanya,” tuturnya.
“Jadi kita masih melihat opsinya, kalau sudah melihat aset PP-IPTEK seperti ini, nanti kita bisa pikirkan adanya pembagian tugas yang jelas antara kedua ini, tapi dua-dua tetap akan berada di bawah satu organinasi, PP-IPTEK ini,” ungkap Menristek/Kepala BRIN.
Sementara itu, Direktur PP-IPTEK, Mochammad Syachrial Annas menambahkan, tujuan kunjungan Menristek/Kepala BRIN, Bambang Brodjonegoro, ke PP-IPTEK untuk melihat secara langsung fasilitas yang ada, dan mendapatkan informasi langsung dari sumbernya, sehingga ketika mengambil kebijakan tentang ini, beliau sudah mengetahuinya.
Pastinya, Menristek/Kepala BRIN mendukung rencana pendirian science center baru yang lebih bagus dan lebih besar, dan kekinian, tetapi tetap dikelola oleh PP-IPTEK. Jadi ada perluasan.
Ia menambahkan, PP-IPTEK setiap tahun melakukan perintisan science center di daerah-daerah. Artinya tidak ada science center yang ditutup, justru malah dikembangkan, dan pihaknya telah meminta kepada Menristek/Kepala BRIN untuk membuat science center yang lebih besar dari PP-IPTEK yang berskala internasional. “Pasalnya, Kalau di PP Iptek, sifatnya masih level nya ilmu-ilmu dasar, barangkali nanti yang high tech (teknologi tinggi) kekinian yang memasuki era industri 4.0,” terangnya.
Disebutkan Syachrial, banyak science center di dunia yang bagus-bagus, diantaranya science center Guangdong, China, Questacon di Australia, Jerman, semua bentuknya unik-unik. “Jadi dimana saja berada science center menjadi tujuan wisata, bukan hanya anak sekolah, tapi kunjungan wisatawan. Kita inginkan sepeti itu. Jadi kalau orang luar negeri ke Indonesia, kalau tidak ke science center belum ke Indonesia,” terangnya.
“Jadi kita ingin menjadi World Class Science Center itu tahun 2025. Untuk menuju Science center berkelas dunia ini, harus dilakukan pembenahan, sepertisecara ktif aktif bergabung ke organisasi internasional, baik di Asia Pasifik maupun di dunia, agar kita tidak ketinggalan, dengan segala keterbatasan namun harus pandai menyesuaikan,” ungkap dia. (red)