BISKOM | Jakarta – Film Tak Kenal Maka Taaruf resmi tayang di bioskop Indonesia dan menjadi debut penyutradaraan Toma Margens, putra aktor senior Toro Margens. 

Produser menyebut film ini dipersembahkan bagi remaja yang akan menjadi pemimpin masa depan, dengan pendekatan moral tanpa menggurui.

Dalam penayangan perdana di Epicentrum, Jakarta Selatan, Kamis (6/11), para pemain seperti Fadi Alaydrus, Saskia Chadwick, dan Dinda Mahira terlihat antusias menyambut respon penonton. 

Film ini disebut menghadirkan kisah cinta islami dan proses taaruf yang relevan dengan anak muda digital.

Fadi Alaydrus mengaku karakter Faris sangat menantang, karena sifatnya bertolak belakang dengan kepribadian asli yang ekstrovert dan penuh percaya diri.

Baca :  Sukses Dengan P300, Lenovo Kembali Luncurkan P Series

la mengapresiasi kekompakan tim produksi yang membuat proses pembangunan karakter terasa ringan dan menyenangkan.

Saskia Chadwick berharap film ini tidak hanya menghibur, tetapi menjadi tuntunan positif bagi remaja yang sedang mencari pasangan hidup.

la menyebut pesan religius dalam kisah Zoya mengingatkannya pada peringatan ayah tentang bahaya pergaulan bebas.

Executive Producer Dedy Suherman menegaskan film ini dibuat dari kegelisahan para orang tua melihat gaya pacaran generasi sekarang. 

Pesan moral dikemas melalui humor, romansa, dan konflik emosional, agar tetap ringan dan tidak menggurui penonton muda.

Film ini mengisahkan Zoya, mahasiswi kedokteran yang taat agama dan memegang prinsip pernikahan tanpa pacaran. 

Trauma kegagalan cinta kakaknya membuat Zoya mengidap philophobia hingga takut membuka hati untuk siapapun.

Baca :  Kejaksaan Agung Periksa 1O Orang Saksi Terkait Perkara Suap/Gratifikasi PN Jakarta Pusat

Pertemuan Zoya dengan Faris justru membuat segalanya berubah, karena ia benci pada pandangan pertama dengan suara motor Faris yang berisik. 

Namun kehadiran Cleopatra sebagai saingan cinta membuat situasi semakin rumit dan emosional.

Menurut penulis skenario Mim Yudiarto, konsep taaruf menjadi relevan di era modern yang serba cepat dan instan. 

“Sebenarnya taaruf itu paling ideal, karena mengenal pasangan secara sehat tanpa luka batin,” ujarnya.

Saskia menambahkan kisah Zoya terasa menyentuh karena cinta yang dulu ia takuti justru menjadi obat penyembuh trauma. 

Film ini diharapkan dapat menginspirasi remaja membuka hati dengan cara yang lebih sehat dan beradab.

Penulis: Lakalim Adalin